Wednesday 27 March 2019

Pengalaman SNMPTN dan Masuk Kuliah

Tahun 2011 adalah tahun bersejarah untukku, karena akhirnya aku melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Alhamdulillah.

Prinsipku saat itu hanya 1, aku tidak mau kuliah kalau tidak di Surabaya.
Aku tidak ingin jauh dari keluargaku.
Ada yang menyuruhku ke Malang, tapi mudah saja, aku tidak kuat hawa dingin.

Pada tahun tersebut, sistem masuk PTN ada 2, SNMPTN Undangan dan SNMPTN Tulis.
Saat itu aku diwajibkan ikut jalur undangan, dengan nilai raportku yang tidak seimbang, aku yakin akan sulit bagiku untuk tembus Pendidikan Dokter.
Dengan perasaan yakin bahwa tidak akan lolos, aku memilih Universitas Diponegoro.
Tentu saja aku tidak lolos, alhamdulillah.

Menuju SNMPTN Tulis, aku mengekor teman-temanku mendaftar di Neutron Yogyakarta, tapi yang lokasinya di Madiun tepatnya di Jl. MH Thamrin.
Masa-masa yang menyenangkan, tutornya sangat berjasa, tempatnya pun menyenangkan untuk belajar hingga sedikit larut.

Hari ujian pun tiba. Aku mendapatkan tempat ujian di Universitas Hang Tuah Surabaya.
Dan aku baru tau ada universitas ini beserta prodi Pendidikan Dokternya.
Sekalian saja daftar, siapa tau diterima.

SNMPTN ini pilihanku 2, Pendidikan Dokter UA dan Teknik Industri ITS.
Kenapa pilih ITS, karena aku maunya kuliah di Surabaya dan pada dasarnya aku suka Ilmu Teknik.
Teknik Industri karena saat itu Passing Gradenya peringkat ketiga dan katanya gampang kalau cari pekerjaan.
Alhamdulillah, aku lolos yang Teknik Industri.

2011 | http://neutron-ny.com/file/undangan.htm
Alhamdulillah, aku pun lolos Pendidikan Dokter di Universitas Hang Tuah Surabaya.
Setelah sempat dilema hingga drama air mata, akhirnya kuputuskan masuk ke Universitas Hang Tuah Surabaya.

Untuk yang sedang dan selalu berjuang, semangatlah!
Ada orang yang rejekinya harta, dan ada orang yang rejekinya ilmu.
Yang penting selalu bersyukur dan ikhlas atas apapun yang terjadi dalam hidup.

Anak Sumatera Pindah ke Jawa

Banyak yang pengalaman ikut orangtua pindah tugas?
We have something in common!

Aku lama tinggal di Sumatera, sejak tahun 1997 hingga tahun 2007.
Kuhabiskan seluruh masa kecilku di pulau ini, tepatnya di Kepulauan Riau.
Sebagai anak yang lama mengenyam pendidikan di Sumatera, banyak orang mengatakan bahwa terbilang sulit untuk mengikuti pendidikan di Jawa, oleh karenanya aku diharuskan ikut tes agar bisa diterima di SMP terbaik di kota ini pada saat itu.
Alhamdulillah aku lolos, dan memang, pendidikan di Jawa kurasa lebih sulit daripada di Sumatera. Padahal pendidikan di Sumatera tidak bisa kukatakan mudah. 

Sejak kelas 1 SD hingga kelas 2 SMP di Sumatera aku selalu juara kelas. Ketika melanjutkan sekolah di Madiun, aku baru benar-benar bisa mengikuti pelajarannya di semester kedua, dan finish sebagai peringkat ketiga kelas untuk ujian akhir.
Pelajaran yang paling kurang kusukai tentu saja Bahasa Jawa, karena aku tidak pernah bisa mendapatkan nilai lebih dari 60.
Oh iya, kalau di Sumatera dulu muatan lokalnya Arab Melayu, huruf arab tapi tanpa harokat.

Alhamdulillahnya lagi, aku bisa masuk ke SMA terbaik di kota ini, SMA Negeri 2 Madiun.
Kehidupan SMAku biasa saja, tidak seperti yang mereka gambarkan di komik ataupun drama.
Pelajaran kesukaanku tentu saja Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Tapi aku tidak terlalu menguasai ketiganya dengan baik.
Aku hanya anak biasa yang tidak tampak dalam radar anak gaul sekolah. Ikut organisasi pun tidak, karena saat itu hal yang paling kusenangi adalah menghabiskan waktu bersama keluarga.
Namaku hanya eksis ketika pengambilan raport, aku selalu berada di peringkat 2 sejak awal masuk hingga keluar SMA. Tapi aku tidak merasa pintar, karena memang banyak teman-teman yang jauh lebih baik dariku dalam hal belajar. Mungkin mereka akan memukulku karena berkata begini. Aku sayang kalian, teman-teman terbaikku.
Ini fotoku yang terpampang di dalam Buku Kenangan SMA.
.
Madiun, akhir 2010

Untuk kalian yang sering pindah-pindah juga, semangat ya!
Kembali lagi, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
Perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
Manusia terlahir dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa.

Hi, namaku Sheilla!

Assalamu'alaikum. はじめまして.

Salam kenal melalui dunia maya, namaku Sheilla.
Banyak orang berkata, jika kamu ingin abadi ataupun dikenang maka menulislah.
Alasanku mulai menulis bukanlah menjadi abadi, tetapi karena aku ingin mengalihkan pikiranku pada hal lain yang lebih positif, sekaligus agar aku bisa mengembangkan diri.

Aku lahir pada tahun 1993.
Aku anak kedua dari 2 bersaudara.
Ayah dan ibuku menikah di usia yang cukup muda, yakni 24 tahun.
Sejak kecil aku selalu berpindah-pindah kota karena tuntutan pekerjaan ayahku.
Oh iya, ini kusertakan foto keluargaku yang diambil ketika aku wisuda sarjana.

Surabaya, Maret 2015

Aku lahir di Jombang, sebuah kabupaten kecil yang berjarak sekitar 80km di barat Surabaya.
Tidak lama setelah lahir, aku langsung dibawa ke Kota Bandung. Kota yang terkenal manis dan menyenangkan. Kuhabiskan 3,5 tahun masa kecilku di kota impian ini.

Setelah cukup menghirup udara Bandung, ayahku dipindah tugaskan ke Kepulauan Riau pada tahun 1997. Tahun di mana teknologi belum berkembang secanggih sekarang, dan kami yang tidak pernah lepas dari pulau Jawa harus merantau ke kepulauan kecil di Sumatera. Tidak kusangka ternyata di sinilah tempat yang paling aku senangi semasa hidupku hingga usiaku 25 tahun sekarang. Kami pernah tinggal di Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang dan Batam.
Batam was the best one, ofc.

Setelah hampir 11 tahun merasakan indahnya pemandangan pantai di belahan barat Indonesia, ayahku akhirnya dipindahkan kembali ke Jawa. Tidak tanggung-tanggung, ayahku langsung dipindahkan ke Kota Madiun, kota yang tenang dan akhirnya menuntunku pada kebahagiaanku, suamiku.